cover
Contact Name
Berru Amalianita
Contact Email
berru@konselor.org
Phone
-
Journal Mail Official
frischa@konselor.org
Editorial Address
-
Location
Kota padang,
Sumatera barat
INDONESIA
JPGI (Jurnal Penelitian Guru Indonesia)
ISSN : 25413163     EISSN : 25413317     DOI : -
Core Subject : Education,
JPGI (Jurnal Penelitian Guru Indonesia) ISSN: 2541-3317 (for electronic version) 2541-3163 (for print version). JPGI is a peer-reviewed, publishes research manuscripts in the field of education. The Focus and scope of the journals are to: 1) Provide a journal that reports research on topics that are of local and international significance across educational contexts 2) Publish manuscripts that are of local and International significance in terms of design and/or findings 3)Encourage collaboration by local and international teams of researchers to create special issues on these topics. JPGI published biannualy (May and October).
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 7, No 4 (2022): JPGI" : 7 Documents clear
Efektivitas layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan teknik problem solving untuk meningkatkan interaksi sosial siswa pengguna smartphone Nasrul, Febriyeni; Suhaili, Neviyarni
JPGI (Jurnal Penelitian Guru Indonesia) Vol 7, No 4 (2022): JPGI
Publisher : Indonesian Institute for Counseling, Education and Therapy (IICET)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29210/022228jpgi0005

Abstract

Social interaction of smartphone users is growing among teenagers today, causing various kinds of changes in attitudes and behavior of teenagers, including preferring to be alone with their smartphone. Teenagers prefer to communicate with friends who are in a smartphone user community rather than interacting with friends in their environment. The purpose of this study is to find out (1) to analyze the differences in the social interactions of students using smartphones in the experimental group before and after being given treatment with group guidance services with problem solving techniques, (2) to analyze the differences in the social interactions of students using smartphones in the control group before and after being given the treatment of guidance services. group without using problem solving techniques (regular group guidance), (3) Analyzing differences in the social interactions of students using smartphones in the experimental group after being given treatment with group guidance services with problem solving techniques, with control group students being treated with group guidance services without using problem solving techniques.The research method used is quantitative research, this type of research is quasi-experimental. The sample of this study was 9 students for the experimental group and 10 students for the control group. Sampling was done by non-random sampling and purposive sampling. The research instrument used a Likert scale model, the data were analyzed using the Wilcoxon signed ranks test and the Kolmogorov Smirnov 2 independent samples with the help of SPSS version 20.00.The results showed that (1) there were significant differences in the social interactions of students using smartphones in the experimental group before and after being given treatment with group guidance services with problem solving techniques, (2) there were significant differences in the social interactions of students using smartphones in the control group before and after being given treatment. group guidance services without using problem solving techniques (ordinary group guidance), (3) there are differences in the social interaction of students using smartphone in the experimental group after being given treatment with group guidance services with problem solving techniques, with control group students being treated with group guidance services without using problem techniques. solving, this can be seen in the posttest average score of the experimental group rose higher than the posttest average score of the control group. Thus, group guidance services with problem solving techniques are effective in increasing the social interaction of smartphone users.
Implementasi Problem Based Learning untuk meningkatkan kemampuan literasi Sains dan High Thinking Skills Pembelajaran IPA SD Yunitasari, Dukha; Arnyana, Ida Bagus Putu; Suastra, I Wayan
JPGI (Jurnal Penelitian Guru Indonesia) Vol 7, No 4 (2022): JPGI
Publisher : Indonesian Institute for Counseling, Education and Therapy (IICET)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29210/022526jpgi0005

Abstract

Scientific literacy and high order thinking skills are important characteristics of 21st century learning.  This study aims to find theoretical arguments for problem- based learning constructs in increasing scientific literacy and high order thinking skills in elementary natural science. The study uses the literature review by linking scientific views on problem based-learning theories with context of scientific literacy and high order thinking skills. Several arguments were obtained that problem-based learning was introduced in five phases, namely finding problem; formulating problem solutions, conducting studies, compiling reports and reflecting. Finding problems encourages characters to experience real context directly so that students have an appreciation of a problem. Formulating a problem will give birth to high order thinking skills, because students learn to connect the causality of problems and the causes the problems. Conducting studies to educate students to be scientific, and not to understand the problem unilaterally. Compiling reports to educate students to think systematically with a deductive or inductive ways of thinking. Reflecting  trains students to get used to re-checking scientific work steps before drawing conclusions.
Peran model science, technology, engineering, arts, and math (STEAM) dalam meningkatkan berpikir kritis dan literasi sains siswa sekolah dasar Atiaturrahmaniah, Atiaturrahmaniah; Arnyana, Ida Bagus Putu; Suastra, I Wayan
JPGI (Jurnal Penelitian Guru Indonesia) Vol 7, No 4 (2022): JPGI
Publisher : Indonesian Institute for Counseling, Education and Therapy (IICET)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29210/022537jpgi0005

Abstract

Pendidikan penting bagi setiap individu terlebih pada sekolah dasar karena dalam menjalankan kehidupan kedepannya di masa global dengan penuh persaingan, maka setiap individu perlu menyadari adanya perkembangan teknologi. dengan demikian dibutuhkan pola pembelajaran yang berorientasi pada pembelajaran berbasis teknologi. Model ini dapat mendorong perkembangan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan mengolah informasi dan berkomunikasi serta berpotensi untuk meningkatkan kreativitas peserta didik dalam menghubungan berbagai fakta dan fenomena yang ditemukan dalam proses pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis peran model STEAM (science, technology, engineering, arts, and math) dalam pembelajaran di sekolah dasar agar peserta didik mampu berpikir kritis dan meningkatkan literasi sainsnya. Metode penelitian yang digunakan adalah kajian literatur dengan mengkaji referensi teori yang relevan dengan kasus atau masalah yang ditemukan. Pembelajaran STEAM ini berguna untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berpikir kritis dan literasi sainnya sehingga peserta didik lebih mampu meningkatkan pengembangan kompetensi dirinya.
Penerapan paired storytelling terhadap kemampuan literasi sains IPA kelas IV Siregar, M. Deni; Suastra, I Wayan; Arnyana, Ida Bagus Putu; Partha, I Dewa Putu; Marfuatun, Marfuatun
JPGI (Jurnal Penelitian Guru Indonesia) Vol 7, No 4 (2022): JPGI
Publisher : Indonesian Institute for Counseling, Education and Therapy (IICET)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29210/022524jpgi0005

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bagaimana pengaruh penerapan paired storytelling terhadap kemampuan literasi sains dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada kelas IV MI 1 Hamzanwadi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode eksperimen dengan bentuk eksperimen semu. Quasi experiment atau eksperimen semu merupakan pengembangan dari true experimental design. Quasi experiment design ini mempunyai kelas kontrol tetapi tidak berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Metode pengumpulan data menggunakan dokumentasi, non tes dan tes, sementara analisis data menggunakan uji t dengan rumus polled. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh rata-rata post-test pada kelas eksperimen sebesar 80,11 sedangkan nilai kelas kontrol sebesar 69,23. Hasil uji hipotesis menggunakan uji t dengan rumus polled varian, diperoleh thitung sebesar 7,5 dan t tabel sebesar 1,991. Dengan hasil analisis data ini dapat di katakan bahwa penerapan paired storytelling dapat meningkatakan kemampuan literasi sains IPA pada kelas IV MI 1 Hamzanwadi.
Integrasi etnosains dalam pembelajaran IPA Mukti, Husnul; Suastra, I Wayan; Aryana, Ida Bagus Putu
JPGI (Jurnal Penelitian Guru Indonesia) Vol 7, No 4 (2022): JPGI
Publisher : Indonesian Institute for Counseling, Education and Therapy (IICET)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29210/022525jpgi0005

Abstract

Pendidikan tidak hanya berupa transfer of knowledge atau berisi pengembangan ilmu dan teknologi yang nantinya membawa konsekuensi berupa perubahan kebutuhan masyarakat, tetapi juga menjadi wadah untuk internalisasi karakter yang bersumber dari nilai-nilai budaya masyarakat. Konsep ini melahirkan konsekuensi logis yakni setiap proses pembelajaran, apa pun mata pelajaran mesti mengintegrasikan nilai-nilai budaya sebagai isi dari pendidikan karakter tesebut, tidak terkecuali pembelajaran sains. Salah satu unsur budaya yang dapat diintegrasikan dalam pembelajaran IPA adalah etnosains (sains asli masyarakat). Etnosains merupakan sains asli (sistem pengetahuan masyarakat) yang dapat terwujud dalam tiga bentuk yakni system budaya, aktivitas dan artefak. Etnosains dapat diintegrasikan ke dalam pembelajaran IPA meskipun antara Sains asli dan sains ilmiah (IPA) memiliki perbedaan. Integrasi etnosains ke dalam pembelajaran dapat dilakukan baik dalam perangkat pembelajaran, bahan ajar, pendekatan, metode, model dan media pembelajaran. Pengintegrasian etnosains dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan pemahaman konsep, keterampilan proses, karakter, minat dan prestasi belajar serta kemampuan berpikir kritis peserta didik.
Efektivitas konseling kelompok dengan pendekatan cognitive behavior therapy untuk meningkatkan kedisiplinan belajar siswa Wulandari, Tri; Syukur, Yarmis; Netrawati, Netrawati; Hariko, Rezki
JPGI (Jurnal Penelitian Guru Indonesia) Vol 7, No 4 (2022): JPGI
Publisher : Indonesian Institute for Counseling, Education and Therapy (IICET)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29210/022282jpgi0005

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) melihat perbedaan kedisiplinan belajar siswa kelompok eksperimen sebelum dan sesudah mengikuti konseling kelompok dengan menggunakan pendekatan cognitive bahavior therapy, (2) melihat perbedaan kedisiplinan belajar siswa kelompok kontrol sebelum dan sesudah mengikuti konseling kelompok. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, dengan metode eksperimen, sedangkan design penelitian yang dipilih adalah quasi eksperimenal design dengan model non-equavalen control group design. Ada 8 anggota kelompok sampel eksperimen dan 8 orang untuk kelompok kontrol. Sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah model skala likert, data dianalisis menggunakan Wilcoxon Signed Ranks Test dan Kolmogorov-Smirnov Two Independent Samples dengan bantuan SPSS versi 20.00. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor rata-rata pada kelompok eksperimen pretets 72,5 dan post-test 119 pada kelompok kontrol skor rata-rata pretest 59, 37 dan post-test 97,87. Selanjutnya untuk uji hipotesis diperoleh hasil Asymp. Sig (2-tailed) 0,004 yang berarti di bawah alpha 0,05 (0,004<0,05) dengan demikian dapat diartikan Ho ditolak dan H1 diterima. Berdasarkan hasil penelitian ini, disimpulkan bahwa konseling kelompok menggunakan pendekatan cognitive behavior therapy efektif untuk meningkatkan kedisiplinan belajar siswa.
Pelaksanaan pelayanan perencanaan individual dalam aspek karier di sekolah dasar Anan, Khairel; Syukur, Yarmis
JPGI (Jurnal Penelitian Guru Indonesia) Vol 7, No 4 (2022): JPGI
Publisher : Indonesian Institute for Counseling, Education and Therapy (IICET)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29210/022051jpgi0005

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis implementasi layanan perencanaan individu aspek karir di sekolah dasar. Aspek yang dikaji dalam penelitian ini adalah: aspek perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, hasil, evaluasi, tindakan selanjutnya dan pelaporan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tipe fenomenologis dengan 5 informan yang terdiri dari: guru bimbingan dan konseling pelaksana layanan, guru kelas, dan 3 sasaran layanan. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan teknik wawancara dan analisis dokumen. Data dianalisis melalui 3 tahap yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran guru bimbingan dan konseling dalam mempersiapkan siswa sekolah dasar hingga sekolah menengah belum optimal, hal ini ditunjukkan dengan beberapa aspek yang telah dikaji yaitu: (1) perencanaan, guru bimbingan dan konseling hanya menggunakan observasi. tanpa bimbingan yang memadai dalam menganalisis kebutuhan siswa, (2) pengorganisasian, perwakilan kurikulum dan perwakilan siswa belum dilibatkan oleh guru bimbingan dan konseling, (3) guru pelaksana, bimbingan dan konseling memperkenalkan sekolah menengah kepada siswa hanya secara spontan di kelas. Dalam mempersiapkan sekolah menengah, guru bimbingan dan konseling harus memiliki strategi kegiatan pengabdian, (4) hasil, 2 orang sasaran pengabdian memiliki rencana dalam memilih sekolah menengah, tetapi 1 orang sasaran pengabdian tidak memiliki rencana. (5) evaluasi, guru bimbingan dan konseling bekerjasama dengan guru kelas dalam proses evaluasi. Evaluasi dilakukan dengan memberikan angket kepada siswa tentang motivasi belajar, sikap, dan pengetahuan. (6) tindakan dan pelaporan lebih lanjut, guru bimbingan dan konseling tidak memiliki arahan tindak lanjut layanan, sedangkan pelaporan tidak dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling karena fokus pada implementasi.

Page 1 of 1 | Total Record : 7